Defenisi
Psikologi
Pengertian
psikologi
Psikologi (dari bahasa
yunani kuno : psyche = jiwa dan logos = kata) dalam arti bebas psikologi adalah
ilmu yang mempelajari jiwa atau mental. Sehingga psikologi dapat didefinisikan
sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses mental. Secara keselurahan psikologi dapat
disimpulkan bahwa psikologi sebagai studi ilmiah mengenai proses perilaku dan
proses mental yang merupakan salah satu
bagian dari ilmu perilaku dan ilmu sosial.
Bagian
– Bagian Psikologi
a.
Psikologi Sosial
Ilmu
pengetahuan yang mempelajari tingkah laku individu sebagai fungsi dari rangsang
– rangsang sosial (Shaw dan O stanzo, 1970:3) individu dalam difinisi tersebut
menunjukkan bahwa unit analisis dari psikologi sosial adalah individu. Bukan
masyarakat (seperti dalam sosiologi)
maupun kebudayaan (seperti dalam antropologi). Sehingga psikologi sosial dapat
diartikan sebagai suatu kajian tentang sifat, fungsi, atau fenomena perilaku
sosial, dan pengalaman mental dari individu.
b. Psikologi
Klinis dan Penyuluhan atau Konseling
Merupakan
salah satu bidang psikologi terapan yang berperan sebagai salah satu disiplin
kesehatan mental dengan menggunakan prinsip – prinsip psikologi untuk memahami,
mendiagnosi dan mengatasi berbagai masalah atau penyakit ( Mens, 2000:122).
c. Psikologi
Konstitusial
Merupakan
suatu nama psikologi yang masih controversial. Dapat juga diartikan sebagai
studi tentang hubungan antara struktur morfologis dan fungsiologis tubuh serta
hubungan antara fungsi – fungsi psikologi sosial (Lemer, 2000:168).
d. Psikologi Politik
Merupakan
bidang interdisipliner yang tujuan substantive dasarnya adalah untuk menyingkap
saling keterkaitan antara proses psikologi dan politi (Renshon, 2000:784).
Bidang ini memiliki berbagai disiplin keilmuan, seperti antropologi budaya,
psikologi ekonomi sosiologi psikologi serta ilmu politik.
e. Psikologi
Sekolah dan Pendidikan
Merupakan
kajian tentang perilaku peserta didik disekolah yang substansinya merupakan
gabungan psikologi perkembangan anak, psikologi pendidikan, dan psikologi
klinis yang berhubungan dengan setiap anak untuk evaluasi kegiatan belajar dan emosi, memberikan dan
menafsirkan, hasil test intelegensi, tes hasil belajar, serta tes kepribadian yang
merupakan sebagai dari tugas mereka. Sedangkan untuk psikologi pendidikan
merupakan kajian tentang perilaku dalam bidang proses belajar mengajar.
f. Psikologi
Perkembangan
Menekankan
perkembangan manusia dan berbagai faktor yang membentuk perilaku sejak lahir
sampai berumur lanjut. Psikologi perkembangan sebagai cabang ilmu, menelah
berbagai perubahan intraindividual dan perubahan interindividual yang terjadi
didalam perubahan intraindividual. Perubahan tersebut tidak hanya
mendeskripsikan, tetapi juga menjelaskan atau mengekspresikan perubahan –
perubahan perilaku menurut tingkat usia sebagai masalah hubungan anteseden
(gejala mendahului) dan konsekuensinya (Labouvie, 1975:289).
g. Psikologi
Kepribadian
Psikologi
kepribadian menurut Caplin (1999:362) adalah segi pandangan yang menekankan hal
penanaman dan peletakan tingkah laku didalam kepribadian individu. Menurut
Alfred Adler (Hall dan Lindzey, 1993:242) adalah perilaku tentang gaya hidup
individu atau cara karakteristik seseorang dalam berinteraksi dalam masalah –
masalah dan tujuan hidup.
h. Psikologi
Industri dan Organisasi
Merupakan
penerapan dari perinsip – prinsip psikologi industri dan pertambangan.
Psikologi tersebut didefinisikan menurut kapan dan dimana ia dipraktikkan,
bukan menurut pernyataan atau prinsip – prinsip tertentu. Dalam kajian ini,
terdapat tiga kajian psikologi insdustri dan organisai, yaitu :
· Psikologi
Personalia
Menekankan perbuatan
keputusan mengenai seleksi personalia, pelatihan promosi, transfer pekerjaan,
cuti, pemutusan hubungan kerja, kompensasi dan sebagainya (Atkinson, 1996:23;
Landy, 2000:479).
· Psikologi
Industri atau Sosial Klinis
Berhubungan dengan penyesuaian
timbal balik antara orang – orang dan lingkungannya. Dalam hal ini setiap
pekerja diteliti tentang kemampuan menyesuaikan diri, motivasi, kepuasan, kinerja,
kecenderungan untuk tetap bekerja di perusahaan dan tingkat absensi (Landy,
2000:480).
Tujuan Psikologi
·
Menjelaskan , yaitu mampu menjelaskan
apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasilnya penjelasan
berupa deskripsi atau bahasan yang bersifat deskriptif.
·
Mendeskripsikan, menggambarkan atau bisa
juga dinamakan classifying, pengklasifikasian
secara khas berdasarkan catatan rinci dari pengamatan ilmiah. Walaupun tidak
bisa menjelaskan sesuatu, akan tetapi, pengetahuan yang berguna dimulai dari
gambaran yang akurat.
·
Memprediksi, yaitu mampu meramalkan,
atau memprediksi apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasil
prediksi berupa prognosa, prediksi atau estimasi.
·
Pengendalian, yaitu mengendalikan
tingkah laku sesuai dengan yang diharapkan. Perwujudannya berupa tindakan yang
sifatnya preventif atau pencegahan, intervensi atau treatment serta
rehabilitasi atau perawatan.
Persekptif
Psikologi
·
Perspektif psikoanalisis (Sigmund freud
1856 – 1939)
Freud mengemukakan
bahwa pengalaman mental manusia diibaratkan seperti gunung es yang terapung di
samudra, dimana permukaan yang tampak jauh lebih kecil dari permukaan yang
terbenam. Permukaan gunung es yang terlihat di ibaratkan kesadaran mental
manusia yang disadari sedangkan permukaan es yang terbenam merupakan
ketidaksadaran mental manusia yang berupa pikiran – pikiran kompleks, keinginan
yang secara tidak sadar mempengaruhi tingkah laku.
·
Perspektif Behavirorisme (john broade
2878 – 1959)
John mengungkapkan
bahwa dalam psikologi dibutuhkan intropeksi diri atau melihat dan mengamati
perasaan diri sendiri. Ilmu psikologi harus menjadi ilmu yang objektif sehingga
dilakukan penelitian – penelitian untuk mengamati adanya perasaan adanya
perasaan tertentu dalam diri orang yang diperiksa. Beberapa orang menganggap
ini hanyalah reaksi yang dipengaruhi oleh kondisi tertentu.
·
Perspektif psikodinamika
Freud meyakini bahwa
kehidupan individu sebagian besar dikuasai oleh alam bawah sadar. Sehingga,
tingkah laku banyak didasari oleh hal – hal yang tidak disadari, seperti
keinginan, implus, atau dorongan. Keinginan atau dorongan yang ditekan akan
tetap hidup dalam alam bawah sadar dan sewaktu – waktu akan menuntut untuk
dipuaskan.
·
Perspektif Humanisme (Abraham Maslow)
Menurut aliran humanisme
ini bahwa manusia memiliki dasar yang baik dan kebebasan. Aliran humanisme
tidak setuju pada aliran sebelumnya yaitu aliran Freud tentang gagasan bahwa
perilaku dan pribadi manusia diatur oleh alam bawah sadar, begitu juga dengan
aliran behaviorisme yang menyatakan bahwa kepribadian manusia dipengaruhi oleh
lingkungan. Berlainan dengan psikoanalisis, psikologi humanistic memiliki
asumsi terhadap hal baik lebih banyak daripada hal buruk. Aliran ini focus pada
kemampuan pada diri manusia seperti abstrak, aktualisasi, makna hidup,
pengembangan diri, dan estetika.
·
Perspektif Transpersonal
Aliran transpersonal
merupakan pengembangan dari aliran humanism yang dibentuk oleh beberapa tokoh.
Tokon pengembangannya sendiri yaitu S. Y. Skapiro dan Denise H. Lajole. Setelah
mengupas banyak psikologi transpersonal, pada akhirnya didapatkan pengertian
tentang psikologi transpersonal yaitu psikologi yang memiliki kepedulian pada
kajian tentang kemanusiaan, potensi tertinggi, dan memahami potensi luhur
kemanusiaan dengan fenomena tentang spiritual sebagai sebuah bentuk kesadaran
dari derajat manusia.
·
Perspektif Evolusionaris
Charles Darwin menyatakan bahwa
spesies yang ada merupakan produk dari jutaan tahun proses evolusi yang
berlangsung melalui mekanisme seleksi alam, dimana hanya organism yang mampu
beradaptasi dengan perubahan yang akan bertahan hidup.